Mitos: Batik Parang Rusak di Pernikahan Bawa Sial, Benarkah?

posted in: Artikel Batik | 0

Batik adalah sebuah teknik pewarnaan kain menggunakan malam dengan motif yang unik, salah satunya motif batik parang rusak yang cukup terkenal. Motif yang tampak sederhana ini bebentuk menyerupai jejeran huruf S yang membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat. Meskipun sederhana, ternyata motif batik parang rusak memiliki nilai filosofi dan cerita tersendiri yang terkandung di dalamnya.

motif batik parang rusak

Motif batik di Indonesia tercipta dari inspirasi kehidupan dan lingkungan yang dikreasikan menjadi bentuk-bentuk motif kain yang unik. Inspirasi motif kain batik muncul dari berbagai jenis tumbuhan, gunung, hewan, sawah, sungai, laut, dan symbol-simbol kuno kehidupan.

Motif batik parang rusak meski asal-usulnya masih menjadi perdebatan, konon katanya motif ini muncul di masa Raden Panji seorang pahlawan kerajaan Kediri dan Jenggala di Jawa Timur di abad ke 11. Ada juga yang berpendapat kalau motif batik parang rusak adalah karya Sultan Agung dari Mataram (1613-1645) yang terinspirasi danri meditasinya di pantai selatan Jawa. Konon Sultan Agung mendapat ilham dari fenomena alam berupa gelombang besar yang memecah karang hingga rusak.

Motif batik parang rusak memiliki nilai filosofis yang tinggi, yaitu semangat pantang menyerah seperti ombak laut yang tak berhenti bergerak. Susunan motif batik parang menggambarkan jalinan yang terus tersambung, simbol akan sesuatu yang tak putus baik dalam arti upaya memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga dimana batik motif parang dijadikan hadiah dari generasi tua ke generasi muda para bangsawan. Motif batik parang rusak menjadi simbol dari orang tua agar sang anak melanjutkan perjuangan yang telah dirintis leluhurnya.

Garis lurus diagonal pada batik parang rusak melambangkan rasa hormat, keteladanan, serta ketaatan pada nilai-nilai kebenaran. Batik parang rusak dengan motifnya yang dinamis memuat pesan kecekatan, kesigapan, dan kesinambungan antara suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya yang bisa kita maknai sebagai sebuah perbaikan terus menerus tanpa henti.

Namun dibalik makna filosofisnya, batik parang rusak memiliki sebuah mitos yang masih dipercayai orang-orang tertentu. Mitosnya jika batik parang rusak digunakan dalam sebuah pernikahan akan berdampak buruk pada kehidupan pasangan yang akan menikah, bahtera rumah tangganya bisa dipenuhi percekcokan.

Mitos ini muncul dimungkinkan karena karena batik parang rusak dulu cukup dikeramatkan dan dipakai oleh kalangan tertentu dalam acara-acara tertentu saja. Karena tidak pernah dipakai dalam acara pernikahan mungkin masyarakat awam menganggap tidak elok jika batik parang rusak digunakan dalam upacara pernikahan.

Apakah kamu termasuk orang yang percaya mitos magis batik parang rusak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven + four =