Batik Kebumen – Nenek Moyang Batik Jawa

posted in: Artikel Batik | 0

Mendengar kata kebumen, kira-kira apa yang terlintas dalam benak kita? Barangkali lanting sebagai makanan khasnya, atau bahasanya yang lumayan ngapak. Ya keduanya benar. Namun ada hal lainnya yang tak kalah menariknya dari Kebumen, yakni Batik kebumen. Tidak banyak publikasi mengenai batik kebumen ini. Namun keberadaannya sendiri memang diyakini ada dan merupakan cikal bakal dari beberapa batik yang kini tersebar di wilayah jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat berasal dari Kebumen. Dalam catatan sejarah, batik ini memang dibawa oleh para pendatang yang berasal dari daerah Yogyakarta dalam misi mendakwahkan agama islam. Disana para pendatang mewariskan keterampilan dan kebiasaan membatik kepada penduduk sekitarnya hingga akhirnya di beberapa wilayah seperti wilayah Timur Kali Lukolo menjadi area tetap bagi para pendatang. Mereka bahkan meninggalkan masjid dan usahanya untuk dikelola oleh masyarakat sekitar.

Dalam rangkaian pembuatan batik, proses awal disebut teng-abang atau blambangan. Prosesnya hampir sama dengan kebanyakan batik tulis yang ada. Melalui proses pewarnaan dan pelorotan kain. Dari sisi motif sendiri, batik kebumen memang tidak kalah menarik dari batik yang ada di wilayah lainnya. Jumlah motifnya kini sudah ada sekitar 200 variasi motif. Motif tersebut berkembang lantaran para pengrajin giat untuk membangkitkan dan mengkolaborasikan batik yang sudah lama tidak diproduksi. Jenis maotif asli batik kebumen sendiri meliputi : nagbah butah, kawung jenggot, jagatan, serikit, grising,pugeran, hingga ukel catel. Kesemuanya sudah mulai tersebar ke beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Untuk jenis motif yang memiliki nilai jual mahal yakni motif jagatan. Hal ini dikarenakan motif kain ini memang sangat rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pengerjaannya. Untuk kualitas jenis motif yang mahal sendiri, biasanya pengrajin menggunakan kain dengan kualitas terbaik. Meski demikian, peminatnyapun cukup banyak.

Hingga saat ini, di beberapa wilayah kebumen telah tersebar beberapa sentra dan industry batik. Tercatat ada sekitar 170 pengrajin batik yang tersebar di tujuh wilayah desa di kebumen. Para pengrajin gini mulai kembali mengiatkan komoditi yang bisa menjadi unggulan daerah kebumen. Mengingat saat ini pangsa pasar untuk batik sendiri sudah banyak diminati. Tak heran, ada keinginan dari para pengrajin sendiri yang ingin membuat batik Kebumen bisa Go Internasional dan dikenal tidak hanya di wilayah nasional juga di Mancanegara. Namun, jalan itu rupanya sudah mulai terbuka, hingga kini industry batik tersebut rupanya mulai merambah wilayah seperti Thailand, Malaysia, Belanda dll. Dengan begitu, batik kebumen diharapkan nantinya dapat sejajar pamornya dengan batik solo, Yogyakarta dan pekalongan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 + nineteen =