Dari Logat Ngapak Hingga ke Batik Banyumasan

posted in: Artikel Batik | 0

batik banyumasanSelaian terkenal dengan dialek ngapaknya, siapa sangka wilayah Banyumasan pun terkenal sebagai salah satu kota penghasil kerajinan batik di Indonesia. Kota ini merupakan salah satu sentra kerajinan batik nusantara. Data dari Dinas Industri dan Perdagangan Kabupaten Banyumasan mencatat bahwa peluang dan potensi pasar dari Produk batik Banyumasan sangat besar, nilai investasi yang dihasilkan dari industry Batik sendiri mencapai Rp 936.000.000,- yang mencakup 624 unit usaha dan melibatkan hingga 985 orang tenaga kerja.

Sedangkan dari catatan sejarah, batik banyumasan di duga berasal dari kademangan-kademangan yang merupakan pengikut setia dari Pangeran Diponegoro yang mengungsi ke daerah tersebut. Setelah melalui proses akulturasi dan asimilasi budaya, batik pun dikembangkan dan diwariskan oleh para pengungsi secara turun temurun di daerah tersebut.

Dari sisi motif, batik banyumasan memang dikenal sebagai batik yang kaya motif, hal ini tampak dari berbagai jenis motif yang dihasilkan oleh para pengrajin dalam kurun waktu tertentu. Dari segi warnapun batik banyumasan memang cenderung lebih kalem dan tidak berani menggunakan warna terang. Dari segi motif, batik ini terkenal dengan motifnya yang bernama Jonasan, yakni kelompok batik geometric yang didominas oleh warna-warna dasar hitam dan kecoklatan. Namun, jangan salah masih banyak motif lainnya yang dikenal pula dari Batik Banyumasan ini seperti : Madu Bronto, Pring Sedapur, Satria Busana. Disamping motif-motif tersebut, terobosan dan inovasi motif pun turut serta dikembangkan pula oleh para pengrajinnya.

Disamping itu pula, produk berbahan batik yang dihasilkan pun terkategori banyak ragam, misalnya produk tas, baju, sandal, aksesoris batik dll. Bila suatu saat ada kesempatan ke Banyumasan, youngsters dapat membeli produk batik di berbagai toko batik yang tersebar di Banyumas. Atau secara khusus berkunjung ke sentra penghasil batik seperti di desa Sokaraja, Pekunden, Karang Duren, Papringan dll.

Seperti umumnya jenis batik, batik Banyumasan pun terdiri dari batik tulis dan batik cap. Oleh para pengrajin batik sendiri, pembuatan batik tulis bisa membutuhkan waktu hingga mencapai 3 bulanan, sedangkan batik cap hanya memakan waktu 3 minggu saja. Proses dan jangka waktu yang sulit memang membuat batik banyumasan dengan teknik tulis pun lebih mahal ketimbang batik cap cap yang hanya beberapa puluh ribu saja. Untuk melestarikan batik Banyumasan, pemkab Banyumasan sendiri telah menggalakkan berseragam batik secara khusus di hari-hari tertentu seperti Jumat atau Sabtu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × 1 =